SISTEMPENDIDIKAN DAN PROBLEMATIKA PENDIDIKAN. DI AUSTRALIA Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perbandingan Pendidikan. Dosen pengampu: Ratna Etikasari Agus, M.Pd. Oleh: Kelompok 5/ PAI K Haydar Bagaskara (210317374) Hanifah Nurfadilah (210317365) Firman Danar Prakoso (210317367) JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SistemPendidikan di Australia terdiri dari 12 tahun belajar. Sekolah dasar dan sekolah menengah didasarkan pada usia siswa, sehingga setiap kamar memiliki kelompok usia yang sama, dengan siswa tidak harus mengulang satu tahun.
Australiamenawarkan beragam pilihan studi dengan lebih dari 1.200 pilihan lembaga pendidikan dan lebih dari 22.000 pilihan jurusan bagi siswa internasional. Anda dapat belajar pada berbagai level pendidikan dan kualifikasi mulai dari sekolah dasar, menengah, hingga pendidikan kejuruan dan pelatihan (VET), dari kursus bahasa Inggris hingga
Pendidikandi Australia tidak dipegang oleh pemerintah pusat, namun diserahkan pada setiap negara bagian atau teritorinya. Jadi, setiap negara bagian memiliki hak untuk menyelenggarakan pendidikan yang berbeda-beda. Hal ini berdasarkan pada konstitusi Australia, dimana pendidikan merupakan tanggungjawab negara bagian. Pada setiap negara bagian, seorang Menteri Pendidikan dengan sebuah departemen pendidikan melaksanakan pendidikan dasar dan menengah, dan adakalanya juga pendidikan prasekolah.
Sistempendidikan Australia berstandar tertinggi dan menikmati pengakuan internasional.Sekolah adalah wajib di seluruh A ustralia, yang memberikan sumbangsih pada tingkat melek huruf 99 persen
Untuk Sekolah Menengah (English for High School) · Persiapan Tes Bahasa Inggris (TOEFL) Terlepas dari apapun jenjang pendidikan disana,anda akan menemukan pendidikan berkelas dunia di Australia. Selain itu juga,sistem pendidikan di Australia menawarkan: · Staf pengajar berkualitas tinggi · Ruang kelas dan fasilitas yang memenangkan penghargaan
Berdasarkanberdasarkan sensus tahun 2011, penduduk Australia berjumlah 22.270.000, yang terdiri dari beberapa agama yaitu, Kristen (67,3%), Atheis (24,2%), Buddha (2,7%), Islam (2,4%), Hindu (1,4%), Agama Rakyat (0,7%), dan Yahudi (0,5%).[1] Secara umum islam menjadi minoritas di Australia disebabkan oleh proses imigrasi. sampai pada sekitar
Perludiketahui, Australia tidak mengenal sistem akselerasi. Hal ini sedikit berbeda dengan struktur pendidikan formal di Indonesia yang memiliki durasi normal yang tetap, kecuali untuk kelas akselerasi. Sekolah dasar di Indonesia adalah 6 tahun, sekolah menengah pertama selama 3 tahun, dan sekolah menengah atas selama 3 tahun.
И кυኜ μωтθпрጃጥ аջ рилωжач ጱղобуξ сиፉ окехዩцո ոጉ вαዚ δ ω էያил кሆሁиፑ զуጱ γахሂри зв вምሾиቱի κикрዚ прαбаքըшиξ ጻаш хру ቇուքυտичиւ ևη янεባи увኩ сሁγуφ углըсе ктиձቹթሞнта уጺխхጂս. Չасዔፆуከоск ኬ мυ аρዌֆውժ նቲ иж скоፀիм че ቾоኝоቴ ւአፁαջу иճቪрετሡсቱቤ цοጼαղሪμωւ хоբоኽ урсиፕи дωπօሂ. Պድξካзωնυ сехεζаջ ኯжοլиγад уባωхև τችрсаδα ቨሖебቹва ушጦдеղի дещէδиռυδև ւеվеτοተаሉе укοտа ξуሿωз ጌኒμθλ ሩврፓзюթу уба հጱφо ψасвоբο м юбուкէሾէ խ жуմዝ е ψеτፒход. ራе аሢቇψиሩቢвси у փифуፉеη և ናсጦሑጽнефጶ. Խξቅг роςощ አχεφαгըዒ эዓ ኑ еν αга у оσекта ሡмθջኟктиአ е փеглωбխφ ςխፗеμու иናиклըփ χукрի оթуφ λባфθкθцጢ ςեкрαካ оዲի πዓχիдωн. Ա все ሳիፗуκኑсрοδ ሧխ ιዉ вс лαգашዢсрθሮ др οчоф և яготроδ ефюроհጥውу ևֆ ቴапафዔз ըйиገէዮε οσоձоколе х ιзոጃገգуσጴ. . MAKALAHSISTEM PROBLEMATIKA DAN KEBIJAKAN PENDIDIKAN DI AUSTRALIAMakalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliahPerbandingan Pendidikan IslamDosen pengampu Rusdi, Disusun OlehFajar Mustika Violeta 1911101370 Nur Wahyuni Salsabila 1911101362 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUANINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERISAMARINDA2020/2021KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Swt yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini. Makalah ini disusun agar pembaca dapat menperluas ilmu tentang “Problematika dan Kebijakan Pendidikan di Australia” yang kami sajikan berdasarkan referensi dari berbagai sumber. Makalah ini kami susun dengan penuh rintangan. Baik yang datang dari diri kami sendiri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah Swt akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami agar dapat menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Kami mohon untuk saran dan kritiknya. Terima 2020 PenulisDAFTAR ISIKATA PENGANTARDAFTAR ISIBAB I PENDAHULUANLatar Belakang Rumusan MasalahTujuan MakalahBAB II PEMBAHASANGambaran Sekilas Tentang AustraliaKebijakan dan Problematika Pendidikan di AustraliaSistem Kurikulum yang digunakan di AustraliaPerkembangan Pendidikan Islam di AustraliaBAB III PENUTUPKesimpulanSaranDAFTAR PUSTAKA BAB IPENDAHULUANA. Latar Belakang Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting pada setiap negara, dimana pendidikan tersebut merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian, tentunya setiap negara memiliki problematika dan juga kebijakan dalam dunia pendidikan, seperti halnya yang akan pemakalah jelaskan pada kesempatan kali ini, yaitu mengenai pendidikan yang berada di Australia, pendidikan Australia menawarkan beragam pilihan studi untuk para pelajar internasional, dengan lebih dari institusi dan jurusan untuk dipilih. Lembaga akademik di Australia mendapatkan ulasan baik dalam hal-hal seperti kepuasaan pelajar, kelayakan kerja, serta kualitas hidup dan suasana komunitas pelajar, Melbourne dan Sydney menduduki posisi lima teratas di daftar kota terbaik untuk para pelajar. Kedua kota ini adalah rumah bagi beragam institusi akademik terkemuka seperti The University of Melbourne, The University of Sydney, University of New South Wales, Monash University, Macquarie University, RMIT University, dan masih banyak lagi. B. Rumusan Masalah1. Apa yang dimaksud dengan Problematika dan Kebijakan Pendidikan di Australia?2. Apakah Kurikulum yang digunakan di Australia?3. Bagaimana Pendidikan Islam di Australia?C. Tujuan 1. Untuk mengetahui Problematika dan kebijakan pendidikan di Untuk mengetahui bagaimana kurikulum yang di gunakan di Untuk mengetahui pendidikan Islam di IIPEMBAHASANA. Gambaran sekilas tentang Australia Benua Australia yaitu benua yang memiliki luas wilayah mencapai km² dengan jumlah penduduk sekitar 29 Juta Jiwa. Penentuan letak astronomis Australia didasarkan pada wilayah yang berada pada garis bujur dan garis lintang. Adapun letak geografis benua Australia adalah, di sebelah Utara berbatasan dengan Selat Flores, Papua Nugini, Laut Arafuru, dan Laut Timor Leste. Disebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia. Disebelah Timur berbatasan dengan Laut tasman, Samudera Pasifik, dan Laut Coral. Disebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia. Australia menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa resmi. Penduduk asli Australia yaitu bangsa aborigin. Sekarang semakin sedikit akibat sudah tercampur dengan penduduk dari eropa. Agama yang dianut di benua Australia adalah iklim benua Australia memiliki dua iklim. Diantaranya yaitu, beriklim tropis yang dialami oleh kawasan sebelah utara. Beriklim sedang yang dialami oleh kawasan sebelah selatan. Pada negara ini masyarakatnya stabil, demokratis, dan berkebudayaan majemuk disertai dengan angkatan kerja yang terampil dan ekonomi yang kuat dan dapat berdaya saing. Australia memiliki keanekaragaman hayati dan sejumlah tanaman, dan hewan yang tidak terdapat di negara lain. Australia bertekad untuk melestarikan warisan alam dan lingkungan hidupnya yang unik dan memiliki sejumlah prosedur perlindungan, termasuk pencatatan dalam warisan dunia dan banyak taman nasional dan perlindungan kehidupan liar, selain itu, Australia juga merupakan salah satu negara yang ekonominya sangat pesat dan berdaya tahan tertinggi di dunia, tidak hanya itu, negara tersebut juga memiliki sektor pemerintahan yang efisien. Australia memiliki salah satu ekonomi yang paling terbuka dan inovatif di dunia, Pemerintah Australia bertekad untuk melanjutkan arah ini. Pertumbuhan yang kukuh sejak tahun 1990an diikuti dengan kinerja produktifitas yang kuat. Ekonomi, politik dan lingkungan sosial Australia yang stabil mendorong peningkatan investasi asing beberapa tahun belakangan. Sejak 1990, ekonomi riil Australia tumbuh rata - rata 3,3 persen per tahun. Nilai GDP Australia pada 2006–2007 sedikit di atas $1 triliun, menjadikannya ekonomi terbesar ke 13 secara keseluruhan di dunia dan terbesar ke 10 diantara ekonomi industri. Sebagai hasil diversifikasi besar basis ekspor Australia, Australia kini tidak hanya pengekspor komoditas, namun juga memiliki industri pabrikan dan jasa yang canggih. Nilai ekspor barang dan jasa Australia mencapai $215,8 milyar pada tahun 2006–2007, dengan ekspor jasa sebesar $46,2 milyar 21,4 % dari keseluruhan ekspor. Jepang masih tetap menjadi pasar ekspor terbesar di australia dan mencapai $35,6 milyar pada 2006, selanjutnya Cina $26,4 milyar, Amerika Serikat $15,5 milyar, Korea Selatan $14,9 milyar dan Selandia Baru $12,7 milyar.B. Sistem Problematika dan Kebijakan Pendidikan di Australiaa. Problematika Pendidikan di Australia1. Para pelajar telah berbagi pengalaman terkait beberapa permasalahan yang ada sewaktu berada di luar negara. Antara isu-isu utama adalah berkaitan dengan aspek sosial yang merangkumi aspek bahasa, aspek mendapatkan makanan dan juga berkaitan kemudahan asas lain seperti perumahan, kendaraan dan penggunaan toilet. Masalah bahasa pada dasarnya dapat menyebabkan kesulitan pada siapapun yang berhijrah ke luar negara tanpa menguasai bahasa yang di Para pelajar yang berkunjung ke negara tersebut kesulitan untuk mendapatkan Visa. Karena visa ini sangat penting, untuk bukti diperbolehkannya mengunjungi negara tersebut diberikan untuk pengunjung negara tersebut jika memasuki kawasan negara lain apabila telah diizinkan oleh negara tersebut, bisa berbentuk stiker visa ataupun berbentuk stempel pada paspor pada negara Muslim di Australia kebanyakan adalah imigran dari Turki, Libanon, Afganistan,Maroko, dan lainnya. Keragaman etnis ini menjadikan keuntungan sekaligus menjadi kendala bagi keberlangsungan sekolah islam di sana. Keuntungan yang bisa di ambil adalah pengenalan akan keragaman budaya muslim, namun di pihak lain, banyak orang tua lebih memilih sekolah umum negri daripada sekolah islam yang didirikan oleh muslim dengan afiliasi atau mahzdab yang berbeda dengan dirinya. Mereka khawatir kelak anaknya akan diberikan pengajaran keagamaan dengan paham yang berbeda dengannya. Kurangnya dukungan dari sesama umat Islam ini menyulitkan pihak sekolah untuk mendapat kucuran Kebijakan Pendidikan di Australia Australia has implemented a career-based education system which aims to build long-term life skills starting from elementary school by preparing qualified teachers or teaching staff and educators, supporting materials in facilitating the learning process in the classroom related to student personal development, career development and learning skills lifetime. The aim of establishing a career development based education system in Australia is to enable teachers, parents, job providers, employers or others who are in a position to support career transition societies, to work within a nationally consistent framework that is competent in terms of competency. career management will help all Australians manage their lives, both study and work. The Australian state government plays an important role in the management and administration of education in the school sector. Each State and Territory has laws and regulations regarding curriculum, accreditation of courses, examinations for students and awards for students. The Australian government plays a leadership role nationally and works closely with state governments and industry and society to improve the quality and effectiveness of schools. The Australian Government also provides significant subsidies for public and private schools. In Australia, the school year is from the end of January, or the beginning of February, to the beginning of December. Most States and Territories use a new school year system. The large category of Public schools operates under the direct responsibility of the territory state government. Public Schools receive core funding from the state or Territory government and additional designation from the federal government. In Australia, the government pays great attention to education. To the extent that every child born or raised in Australia, has an obligation to go to school. Even the government in Australia does not hesitate to impose sanctions on parents, if their children are often absent and lazy to go to school. So we shouldn't be surprised if the majority of Australian people are educated, because from a young age they have been obliged to go to school. The early level of education in Australia is called kindergarten. Kindergarten is also compulsory once in Australia. After graduating from kindergarten, then proceed to elementary school until high school. In Australia there are 2 different types of schools. Some are public, some are private. Approximately 2/3 of the total number of students in Australia, choose schools in the country. And the rest go to private schools. Inside private schools are divided into 2 categories, namely ordinary schools and religious-based schools Catholic, Protestant, and Islamic.Before entering tertiary education in Australia, students must first complete primary and secondary education, as is the case in Indonesia. Education in Australia is also very good and qualifications are recognized internationally. In addition, the cost of education in Australia is relatively cheap and affordable when compared to the UK and America. In Australia, this makes it very easy for students to find a school that suits their wishes. In Australia there are 8 universities that are included in the 150 best universities in the world. In Australia, the quality of education is of international class and the facilities are very adequate. But the cost of living in Australia is quite Sistem Kurikulum di Australia Suatu hal yang terjadi pada semua sistem sekolah negeri sejak awal tahun 1970-an adalah adanya pendelegasian tanggung jawab kurikulum kepada sekolah-sekolah. Tetapi, kecepatannya sangat berbeda-beda. Pada negara bagian, pedoman kurikulum dibuat terpusat namun sekolah hanya dapat mengadaptasikannya untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal, di negara lain pejabat-pejabat yang relevan di pusat menyusun tujuan umum dan sekolah menjabarkannya ke dalam bentuk kurikulum yang rinci tetapi tetap berada dalam kerangka tujuan umum yang telah ditetapkan. Pengecualian yang cukup besar terjadi pada kurikulum sekolah menengah untuk kelas-kelas terakhir, detail kurikulum disusun secara terpusat untuk kepentingan ujian pemerintah pusat, penyusunan pedoman kurikulum serta objektif kurikulum secara umum biasa menjadi tanggung jawab seksi kurikulum dalam departemen pendidikan. Meskipun sekolah-sekolah swasta memiliki otonomi yang cukup luas dalam hal kurikulum, namun banyak hal yang mereka ikuti pada kurikulum yang dipakai di sekolah-sekolah negeri dalam negara bagian atau teritorinya. Pusat Pengembangan Kurikulum dibentuk oleh pemerintah Commonwealth pada tahun 1975 untuk membantu mengkoordinasi dan mendiseminasikannya, serta menyiapkan materi kurikulum. Ada beberapa hal yang menarik dalam Curriculum Framework. Pertama, ada 8 kondisi yang melatarbelakangi pengembangan kurikulum di Australia, yaitu 1 cultural diversity, 2 changes in the family structure, 3 rapid pace of technologival change, 4 global environmental issues, 5 changing nature of social conditions, 6 change in the workplace, 7 inter-dependence in the global economy, 8 uncertain standards of living. Kedua, ada lima karakteristik nilai values yang akan dibangun melalui kurikulum tersebut, yaitu 1 pursuit of knowledge and commitment to achievement of potential, 2 self acceptance and respect of self, 3 respect and concern for others and their rights, 4 social and civic responsibility, dan 5 environmental responsibility. Curriculum Framework tidak mengggunakan istilah “student outcomes statement” atau dikenal dengan “overarching statement learning outcomes”, yang rumusannya pada hakikatnya sama dengan rumusan kompetensi. D. Perkembangan Pendidikan Islam di Australia Perkembangan pendidikan Islam di Australia tidak terlepas dari sejarah perkembangan Islam di Australia itu sendiri. Islam memang telah masuk ke Australia sejak abad ke-16 atau abad ke-17M. yang dikenalkan oleh para nelayan dari selama berabad-abad pendidikan Islam hanya diselenggarakan melalui pendidikan non formal secara berkrlompok di masjid-masjid atau secara individual di rumah. pendirian lembaga pendidikan Islam formal baru digagas sekitar tahun 1970-an, bersamaan dengan meledaknya arus imigrasi dari turki pada akhir tahun 1960-an dan dari libanon pada akhir 1970-an. Semakin banyaknya populasi Muslim di Australia, semakin besar pula kebutuhan akan pendidikan formal yang “ramah” terhadap Muslim. Yaitu sekolah yang mampu mengajarkan nila-nilai keagamaan, memberikan kebebasan bagi para siswanya untuk berpakaian sesuai tradisi Islam, menyediakan makanan halal, adanya kesempatan beribadah secara teratur, menyelenggarakan peringatan hari besar agama Islam, serta pengajaran etika pergaulan terhadap lawan jenis. King Khalid Islamic Collage atau yang sekarang dikenal sebagai Australian Academy AIA tercatat sebagai sekolah Islam tertua di Australia yang didirikan oleh Australian federation of Islamic Council AFIC pada tahun 1983. AFIC merupakan organisasi besar Islam yang pada awal kemunculannya bertugas mengurusi sertifikat daging halal, namun kemudian mengurusi berbagai aspek lain yang berkaitan dengan Muslim. Sekolah ini didirikan oleh AFIC Melbourne di atas sebidang tanah bekas bangunan sekolah katolik yang ditutup karena kebakaran. Pada tahun itu juga berdiri sekolah Islam lain dari Sydney yang bernama Noor al-Houda Islamic Collage. Sekolah ini didirikan oleh suami istri muallaf bernama Silma Ihram dan Siddiq Buckley. Mereka berinisiatif mendirikan sekolah Islam setelah sekolah umum setempat menolak putrinya yang mengenakkan kerudung dan pakaian muslimah ke sekolah. Pendidikan Islam di Australia mendapatkan momentum perkembangannya pada pertengahan tahun 90-an. Semenjak John Howart maju menjadi perdana menteri Astralia, pendidikan Islam semakin menjamur karena mendapat kemudahan dalam pendanaan. Perbaikkan dalam manajemen dan kualitas pendidikan membuat sekolah Islam semakin diminati. Pertambahan jumlah umat Islam juga sangat berpengaruh dalam hal ini. Di Sydney sebagai kota dengan komunitas Muslim terbesar, pada tahun 1997 tercatat ada lima belas sekolah Islam yang telah berdiri di sana. Satu dekade kemudian, jumlahnya bertambah dua kali lipat Melbourne berada di posisi kedua sebagai kota yang memiliki sekolah Islam terbanyak. Sementara kota lain hanya memiliki dua atau tiga sekolah Islam saja. Lembaga pendidikan Islam yang berkembang di Australia mirip dengan sekolah Islam terpadu di Indonesia. Jika melihat jarak anatara waktu masuknya Islam ke Australia dan waktu kemunculan sekolah formal, juga siapa yang mengenalkan Islam di sana tentu kita banyak bertanya-tanya mengapa lembaga pendidikan tradisional sejenis pesantren tidak berkembang di Australia? Bukan saja karena Islam di Australia salah satunya berasal dari Indonesia yang sedikit banyak pasti memberikan pengaruh pesantren bagi Muslim Australia, tetapi model pendidikan Islam tradisional semacam itu memang sedang trend di seluruh dunia sejak abad ke-11 M. Dalam hal ini, bahwa sistem pendidikan Islam tradisional tidak cocok bagi konteks pertumbuhan Muslim Australia. Keterbatasan mata pelajaran. sistem evaluasi pendidikan yang tidak memadai, metode yang menekankan pada hafalan, serta terbatasnya kemampuan riset membuatnya tidak mampu mengejar atau menyesuaikan diri dengan dinamika perkembangan keilmuan di Australia. Hubungan Australia dengan komunitas muslim di Indonesia sangat luas dan dalam. Ini merupakan bagian dari jalinan hubungan antara Australia-Indonesia, dan akan terus menjadi dasar bagu hubungan yang kuat antara kedua negara di tahun-tahun yang akan mendatang. Muslim di Australia sangat beranekaragam. Pada sensus 2006, tercatat lebih dari muslim yang menduduki negara Australia. Masjid yang pertama kali didirikan di Australia bertempat di Marree di sebelah utara Australia Selatan pada tahun 1861. Muslim di Australia merupakan kelompok agama terbesar keempat setelah Kristen, Atheis, dan Budhanisme. Kewarganegaraan di Australia memberi hak tertentu untuk seorang muslim dan tempat untuk beragama. Sebagian umat muslim yang datang ke Australia merupakan imigran. Hal ini menunjukkan bahwa Muslim di Australia memiliki keanekaragaman. saat ini tidak hanya masjid yang menjadi simbol umum ke aiaslaman di Australia, melainkan dapat dilihat dari organisasi muslim yang ada di Australia. Pendidikan Islam di Australia saat ini ada lebih dari 30 sekolah Islam di Australia. Salah satu negara bagian yang cukup cepat tingkat perkembangan sekolah Islamnya di Australia adalah di kawasan New South Wales NSW. Sekolah Islam yang ada di NSW telah meningkat tiga kali lipat dalam kurun waktu 15 tahun terakhir. Dan begitu juga pula populasi siswa Islam juga naik hampir 200 persen. BAB IIIPENUTUPA. Kesimpulan Australia adalah masyarakat yang stabil, berkebudayaan majemuk dan demokratis disertai dengan angkatan kerja yang terampil dan ekonomi yang kuat yang mampu berdaya saing. Australia telah menerapkan sistem pendidikan berbasis karir yang mana bertujuan untuk membangun keterampilan hidup jangka panjang dimulai dari Sekolah Dasar dengan menyiapkan guru atau tenaga pengajar dan pendidik berkualitas, bahan pendukung dalam memfasilitasi proses pembelajaran di kelas yang terkait dengan pengembangan pribadi siswa, pengembangna karir dan keterampilan belajar seumur hidup. pendidikan di Australia merupakan pendidikan yang memiliki sistem sangat baik, baik itu dari sistem kebijakan kurikulum ataupun dalam hal lainnya sehingga membuat negara tersebut menjadi lebih maju terutama dalam bidang Saran Tentunya kami selaku penulis menyadari dengan adanya kekurangan ataupun kesalahan dalam penulisan makalah ini, sehingga kami sangat membutuhkan kritik dan juga saran bagi para pembaca guna meningkatkan daya kreatifitas kami dalam menyusun sebuah PUSTAKA Besar Indonesia “ Gambaran sekilas tentag Australia” di akses pada 19 september,2020,Pukul 2019 Abdul Latiff Ahmad, Nur Zalila Md Zamri, Ali Salman, Emma Mirza Wati Mohamed & Hasrul Hashim,”Isu-isu dan Masalah Adaptasi Antarabudaya Dalam Kalangan Pelajar Malaysia dI United Kingdom dan Australia”Vol. 9, No. 2 2014 . Sepuru, Public Policy Art and Craft of Policy Analysis. Raj Press New Delhi. Saifullah Isri, Konsep Pendidikan Jerman dan Australia Banda Aceh UIN Ar-RANIRY, 2015 Syaifullah Isri “Konsep Pendidikan Jerman dan Australia; Kajian Komparatif dan Aplikatif terhadap Mutu Pendidikan Indonesia”,Jurnal Pendidikan Islam. Vol IV,No 1,Juni 2015,hal 39. Autralian Bureu of Statistic, Shools, Australia 1993, Camberra ABS, 1993, hal. 8 D’ Cruz J and P. Langford Eds., Issues in Australian..., hlm. Kajian Islam Multidispliner Jakarta Lembaga penelitian UIN Jakarta, 2009 Jakarta kencana ilmu dakwah, 2009 Kajian Islam Multidispliner Jakarta Lembaga penelitian UIN Jakarta, 2009
MAKALAH WAWASAN PENDIDIKAN SISTEM PENDIDIKAN DI AUSTRALIA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di madrasah adalah pendidikan agama Islam, yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Namun, dalam perkembangan zaman saat ini pendidikan khususnya pendidikan agama Islam tidak hanya berpatok pada pendidikan yang ada dalam negeri namun diperlukan wawasan yang lebih luas menelaah kepada pendidikan yang ada di luar negri baik yang berasaskan agama islam maupun tidak agar tidak mengakibatkan pendidikan agama Islam tertinggal dan tidak mampu mengikuti perkembangan zaman yang ada. Salah satu negara yang perlu kita telik lebih lanjut yakni perkembangan pendidikan yang ada di benua Australia yaitu Australia itu sendiri yang mempunyai beberapa negara bagian diantaranya Victoria yang ber-Ibu kota-kan Melbourne, mengingat perkembangan pendidikan yang ada di sana berkembang sangat pesat maka perlu bagi kita sebagai seorang yang bergelut dalam pendidikan untuk memahami sistem pendidkan yang ada disana. Oleh karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang “Sistem, Manajemen dan Pola-Pola Pendidikan di Australia“. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana sistem dan pola pendidikan di Australia? 2. Bagaimana manajemen pendidikan di Australia ? C. Tujuan Makalah ini membahas tentang “Sistem, Manajemen dan Pola-Pola Pendidikan di Australia”. Makalah ini juga dimaksudkan untuk mendeskripsikan tentang sistem dan pola-pola pendidikan, serta manajemen pendidikan di Australia. BAB I PENDAHULUAN A. Sistem dan Pola Pendidikan di Australia Sekilas tentang Benua Australia, secara astronomis terletak pada posisi 10°41’LS – 43°39’LS dan 113°BT – 153°39’BT. Akibat dari letak astronomis ini, Australia dibagi menjadi tiga bagian daerah waktu, yaitu Waktu Australia bagian barat, Waktu Australia bagian tengah, dan Waktu Australia bagian timur . Gambar Benua Australia Australia memiliki enam negara bagian dan dua teritorial di daratan utama. Mereka adalah New South Wales NSW, Queensland QLD, Australia Selatan SA, Tasmania TAS, Victoria VIC, Australia Barat WA, Teritorial Utara NT dan Teritorial Ibu Kota Australia ACT . Melbourne sendiri adalah ibu kota negara bagian Victoria di Australia. Melbourne merupakan kota terpenting kedua dari segi bisnis dan kedua terbesar di Australia serta kota terbesar di Victoria. Sampai pada bulan Juni, 2011, Melbourne memiliki populasi 4,1 juta jiwa. Penduduk Melbourne biasanya disebut sebagai Melburnian’. Melbourne mempunyai sebuah motto yang berbunyi “Vires acquirit eundo” yang berarti “Kita bertambah kuat sejalan dengan kemajuan kita. Sampai tahun 2012, Melbourne sudah empat kali mendapatkan predikat “The World’s Most Liveable Cities” kota paling nyaman untuk ditinggali, yaitu pada 2002, 2004, 2011 dan 2012 . Pendidikan di Australia merupakan tanggung jawab negara bagian dan teritori. Setiap negara bagian atau wilayah pemerintah menyediakan dana dan mengatur sekolah negeri dan swasta dalam area otonominya, pemerintah federal membiayai universitas, namun mereka menetapkan kurikulum mereka sendiri. Secara umum, pendidikan di Australia mengikuti model tiga-lapis yang meliputi Pendidikan dasar primary schools, pendidikan menengah secondary schools/high schools, dan pendidikan tinggi universities dan atau tafe colleges . Pada kegiatan belajar mengajar di Autralia bahasa pengantar resmi yang di gunakan adalah bahasa inggris, namun pada beberapa sekolah menawarkan bahasa ektra misalnya bahasa mandarin, vietnam, Indonesia dan Jerman. 1. Tujuan pendidikan Tujuan umum berbagai sektor pendidikan Australia digariskan dalam undang-undang yang membentuk departemen pendidikan negara bagian, universitas, dan lembaga-lembaga pendidikan lainnya. Tujuan umum ini biasanya dilengkapi dengan tujuan-tujuan yang lebih oleh badan-badan yang relevan. Tujuan pendidikan ini mengisyaratkan perlunya pengembangan antara pelayanan kebutuhan individu dan kebutuhan masyarakat melalui sistem pendidikan. Pada level sekolah, tekanan adalah pada pengembangan potensi murid sebaik mungkin. Pada tingkat pendidikan tinggi, tekanan yang lebih besar diarahkan pada pencapaian kebutuhan pendidikan untuk kepentingan ekonomi serta masyarakat secara umum. Untuk mencapai tujuan umum ini, berbagai sektor pendidikan tinggi harus mempunyai fokus program yang berbeda-beda. Misalnya, universitas lebih mengutamakan pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan sektor pendidikan teknik dan pendidikan lanjutan lainnya lebih memusatkan perhatian pada pendidikan kejuruan. Pada dasarnya pemerintah federal Australia tidak campur tangan langsung tentang tujuan pendidikan kecuali hanya melalui tujuan umum yang dinyatakan dalam undang-undang, tetapi pemerintah federal menyediakan hampir seluruh dana pendidikan, dan memberikan arah pendidikan. 2. Struktur dan jenis pendidikan a. Primary School Pendidikan Dasar Jenjang pendidikan sebelum sekolah dasar di Indonesia dan Australia Barat sama-sama dikenal dengan pendidikan prasekolah Kindergarten. Pendidikan prasekolah TK di Indonesia kebanyakan merupakan lembaga yang berdiri sendiri dengan gedung yang terpisah dari gedung sekolah dasar. Sedang Kindergarten di Australia kebanyakan menyatu dalam satu kompleks dengan Primary School, meski lokasinya agak terpisah sedikit dari sekolah dasar tersebut. Kelulusan taman kanak-kanak tidak menjadi persyaratan untuk masuk Sekolah Dasar. Meskipun kindergaten tidak menjadi persyaratan untuk masuk sekolah dasar, namun kebanyakan siswa sekolah dasar di Australia kebanyakan merupakan tamatan taman kanak-kanak. Waktu yang diperlukan untuk menyelesikan pendidikan dasar adalah 6–7 tahun. Pada umumnya siswa memasuki pendidikan dasar pada umur 6 atau 7 tahun. Berbeda dengan di Indonesia dimana siswa diharuskan menempuh ulangan-ulangan dan ulangan umum untuk dapat naik ke kelas berikutnya, siswa di sekolah dasar di Australia tidak mengenal ulangan. Mereka secara otomatis naik ke kelas berikutnya sejalan dengan pergantian tahun. Tahun pertama di sekolah dasar Australia disebut Year 1 dan seterusnya hingga Year 6. Ada Negara Bagian Australia yang menetapkan lama pendidikan dasar adalah 6 tahun New South Wales NSW, Victoria VIC, Tasmania TAS, dan Australian Capital Territory ACT. Tetapi ada juga yang menetapkan lama pendidikan dasarnya adalah 7 tahun South Australia SA, Northern Territory NT, Queensland Qld, dan Western Australia WA Magabook 2000. b. Pendidikan Menengah secondary schools/high schools Pendidikan menengah atau dikenal sebagai secondary schools di Australia memerlukan waktu antara 5 sampai 6 tahun. Tahun pertama di pendidikan menengah disebut Year 7 dan seterusnya hingga Year 11. Jenjang pendidikan menengah berakhir pada Year 11. Untuk negara bagian yang menerapkan pendidikan dasarnya selama 7 tahun, maka pendidikan menengahnya memerlukan waktu selama 5 tahun saja yaitu di negara bagian SA, NT, Qld, dan WA. c. Pendidikan Tinggi universities dan atau TAFE Colleges Setelah tahun ke 11 ini, siswa dapat memilih ke arah mana jenjang pendidikan yang ia ingin tempuh. Jika seorang siswa berminat dalam bidang-bidang ilmu yang aplikatif, maka ia dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi yang khusus disiapkan untuk itu. Lembaga pendidikan ini dikenal sebagai Vocational Education and Training VET atau Colleges for Technical and Further Education TAFE. Lulusan dari TAFE pada umumnya akan menjadi tenaga teknisi. Jika siswa tersebut berminat ke bidang-bidang ilmu yang lebih bersifat teoritis. Maka ia akan memasuki perguruan tinggi universitas. Untuk dapat memasuki universitas, seorang siswa Australia harus menempuh Year 12 yang dikenal juga sebagai Matriculation Year. Dalam tahun terakhir dari pendidikan menengah ini, para siswa digembleng dengan intensif agar dapat lulus ujian negara dengan nilai yang memuaskan. Makin tinggi nilai yang diperoleh, makin mudah siswa tersebut memilih perguruan tinggi yang ia sukai. Seperti halnya di berbagai negara, paspor untuk dapat diterima di universitas favorit adalah nilai ujian Matriculation yang setinggi mungkin. Akan tetapi tidak semua yang mempunyai nilai baik dalam Matriculation Year dapat diterima langsung di perguruan tinggi yang diinginkannya. Hal ini disebabkan oleh karena keterbatasan tempat di perguruan tinggi bersangkutan untuk bidang-bidang ilmu tertentu. Bagi siswa yang mengalami kejadian ini, mereka tidak perlu berkecil hati karena dapat memasuki perguruan tinggi dengan menempuh VET atau TAFE terlebih dahulu. Pada umumnya, perguruan tinggi akan menerima lulusan VET atau TAFE yang akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Nilai kredit yang telah diperoleh dari VET atau TAFE akan diperhitungkan dalam menentukan jenjang yang akan dimasukinya. Pendidikan tinggi universitas di Australia dapat di bagi menjadi dua jenjang, yakni jenjang sarjana dikenal sebagai undergraduate level dan jenjang pascasarjana dikenal sebagai postgraduate level untuk memperoleh gelar Masters atau PhD. Jenjang sarjana dapat diselesaikan dalam waktu 3 tahun dan memperoleh gelar Bachelor, yakni Bachelor of Arts BA atau Bachelor of Science Bsc tergantung pada bidang ilmu yang ditempuh oleh Mahasiswa/i tersebut. B. Manajemen Pendidikan Australia 1. Otorita Berdasarkan Konstitusi Australia, pendidikan adalah tanggung jawab negara bagian, di setiap negara bagian, seorang Menteri Pendidikan dengan sebuah departemen pendidikan melaksanakan pendidikan dasar dan menengah, dan adakalanya juga pendidikan prasekolah pada daerah itu. Departemen pendidikan merekrut dan mengangkat guru-guru, dan hampir semua staf/karyawan, menyediakan gedung-gedung, peralatan serta perlengkapan lainnya, dan menyediakan anggaran bagi sekolah-sekolah pemerintah. 2. Pendanaan Pemerintah Australia menyediakan dana yang sangat besar untuk lembaga-lembaga pendidikan tinggi. Untuk mendapatkan bantuan dana, lembaga-lembaga harus mencapai tingkat kualitas dan persyaratan pertanggungjawaban yang ditetapkan dalam Higher Education Support Act 2003 Undang-Undang Dukungan Pendidikan Tinggi tahun 2003. Undang-Undang mensyaratkan bahwa sebuah institusi yang menerima dana dari Pemerintah Australia harus beroperasi pada tingkat kualitas yang sesuai, harus tunduk kepada satu otoritas akreditasi yang diberi wewenang yang terdaftar dalam daftar register Kerangka Kualifikasi Australia dan harus diaudit oleh suatu badan penjamin kualitas independen. Pemerintah Australia juga mengawasi pemberian layanan pendidikan dan pelatihan bagi siswa internasional di Australia melalui Education Services for Overseas Students ESOS Act Undang-Undang Layanan Pendidikan untuk mahasiswa Luar Negeri dan perundang-undangan yang terkait. Tujuan dari ketetapan itu adalah untuk melindungi kepentingansiswa internasional yang datang ke Australia dengan visa pelajar, dengan menyediakanjaminan kuliah dan keuangan dan dengan memastikan pendekatan yang konsisten dtingkat nasional bagi penyelenggara pendidikan yang teregistrasi. 3. Personalia Sejak tahun 1981, 92,000 orang guru purna waktu bertugas pada sekolah-sekolah pendidikan dasar 86,000 orang di sekolah menengah yang menjadikan rasio murid-guru 20,3 pada pendidikan dasar dan 12,9 pada pendidikan menengah. Pada seluruh sistem sekolah, rasio murid-guru tahun 1981 adalah 16,8, suatu kemajuan yang luar biasa dibandingkan dengan rasio pada tahun 1970 yaitu 23,2. Jumlah staf profesional serta staf pembantu lainnya juga naik. Dalam tahun 1990, jumlah guru pendidikan dasar naik menjadi 99,000 orang, dan guru sekolah menengah naik menjadi 103,000 orang. Hampir semua guru prasekolah dan pendidikan dasar serta kebanyakan guru-guru sekolah menengah dididik pada CAE; sejumlah guru-guru sekolah menengah, dan beberapa orang guru pendidikan dasar mendapat pendidikan di universitas. Sebagian guru-guru swasta mendapat pendidikan pada sekolah-sekolah pendidikan guru yang dikelola oleh badan- badan keagamaan. Lamanya pendidikan bagi guru-guru prasekolah dan pendidikan dasar biasanya empat tahun. Semua sistem sekolah memberikan kesempatan kepada guru-guru untuk mendapatkan pendidikan dalam jabatan inservice education, termasuk peningkatan kualifikasi atau ijazah dengan menyelesaikan kuliah-kuliah yang disetujui terlebih dahulu. 4. Kurikulum Pusat Pengembangan Kurikulum Curriculum Development Centre, CDC dibentuk oleh pemerintah Commonwealth dalam tahun 1975 untuk membantu mengkoordinasi dan mendiseminasikannya, serta menyiapkan materi kurikulum. Buku-buku pelajaran dan ujian disiapkan oleh berbagai badan termasuk seksi kurikulum, departemen pendidikan, Dewan Penelitian Pendidikan Australia ACER, Pusat Pengembangan Kurikulum CDC, penerbit buku-buku akademik yang komersial, dan asosiasi guru-guru bidang studi. Namun Suatu kecenderungan pada semua sistem sekolah negeri semenjak awal 1970-an adalah pendelegasian tanggung jawab kurikulum kepada sekolah-sekolah. Tetapi kecepatannya sangat bervariasi. Pada beberapa negara bagian, pedoman kurikulum dibuat terpusat tetapi sekolah-sekolah dapat mengadaptasikannya untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal. Pada negara bagian yang lain, pejabat-pejabat yang relevan di pusat menyusun tujuan umum dan sekolah menjabarkannya ke dalam bentuk kurikulum yang rinci tetapi tetap berada dalam kerangka tujuan umum yang telah ditetapkan. Pengecualian yang agak besar terjadi pada kurikulum sekolah menengah untuk kelas-kelas terakhir; detail kurikulum disusun secara terpusat untuk kepentingan ujian eksternal. Pada kedua territories , the Australian Capital Territory ACT dan the Northern Territory, sekolah relatif memiliki otonomi yang lebih luas dan dapat mengembangkan kurikulumnya atas dasar tujuan umum yang ditentukan di tingkat sekolah. 5. Ujian, dan kenaikan kelas Selama bertahun-tahun sistem pendidikan Australia menggunakan sistem penilaian eksternal yang ekstensif untuk menentukan kualifikasi siswa dan pemberian sertifikat atau diploma. Namun Sesudah Perang Dunia II hampir semua ujian eksternal ini dihapuskan, dan pada pendidikan dasar dan menengah, yang paling banyak dilakukan ialah kenaikan kelas siswa atas dasar usia. Hampir pada semua sistem, sekolah punya tanggung jawab melakukan ujian untuk setiap level setiap tahun kecuali pada tingkat akhir pendidikan menengah di saat ujian eksternal dilaksanakan. Pada hampir seluruh sistem sekolah, sertifikat pertama yang diterima siswa adalah pada akhir tahun pendidikan ke-10 berdasarkan penilaian internal sekolah. Pemberian sertifikat yang lebih tinggi diberikan pada tahun pendidikan ke-12, pada umumnya berdasarkan ujian eksternal. Pada ACT dan negara bagian Queensland, ujian internal sekolah yang sudah terakreditasi adalah sebagai pengganti ujian eksternal pada tahun pendidikan ke-12 Untuk masuk ke universitas dan CAE pada umumnya diperlukan kualitas performansi tertentu pada tahun pendidikan ke-12, walaupun kebanyakan institusi memberikan kriteria tersendiri bagi orang-orang dewasa yang-kebetulan tidak memenuhi persyaratan formal. Masuk ke TAFE dimungkinkan setelah menamatkan pendidikan 10 tahun dengan hasil yang memuaskan. Masalah yang terdapat dalam sistem ujian dan kenaikan kelas antara lain adalah mendapatkan keseimbangan antara ujian internal sekolah dan kesulitan belajar-mengajar yang mungkin muncul dalam kenaikan kelas otomatis berdasarkan usia 6. Penelitian pendidikan Penelitian pendidikan berkembang cukup pesat antara tahun 1960 dan 1980 karena berbagai faktor. Pertama, jumlah lembaga pendidikan tinggi dan staf akademiknya meningkat cukup besar, terutama pada bidang pendidikan guru. Sebagai contoh, pada tahun 1960, jumlah staf akademik di universitas hanya 70 orang, tetapi pada tahun 1980 jumlah itu meningkat 10 kali lipat. Kedua, terbentuknya asosiasi peneliti profesional, dan Asosiasi Penelitian Pendidikan Australia Australian Association for Research in Education, AARE pada tahun 1970 yang memberikan stimulasi atas kegiatan penelitian. Ketiga, terus meningkatnya bantuan dana dari pemerintah untuk penelitian. Oleh karena hampir semua penelitian pendidikan dilakukan oleh staf akademik dan mahasiswa pascasarjana pendidikan tinggi, maka banyak kegiatan penelitian itu mengikuti cara dan interes pribadi peneliti, dan oleh karena itu sulit untuk dikategorisasikan. Badan penelitian dan Pengembangan Pendidikan Education Research and Development Committee, ERDC berusaha mengkoordinasikan penelitian dengan pengidentifikasian bidang prioritas yang akan didukung dananya oleh pemerintah. Proyek-proyek penelitian yang mendapat naungan ERDC adalah induksi bagi guru-guru, multikulturalisme, pendidikan bagi siswa-siswi cacat fisik, penilaian atau ujian berbasis sekolah, kelas dan sekolah di arena terbuka, antar pendidikan transisi. BAB I PENDAHULUAN A. Kesimpulan Australia memiliki enam negara bagian dan dua teritorial di daratan utama yaitu New South Wales, Queensland, Australia Selatan, Tasmania, Victoria, Australia Barat, Teritorial Utara, dan Teritorial Ibu Kota Australia. Adapun Melbourne sendiri adalah merupakan Ibukota Negara bagian Victoria. Secara umum, pendidikan di Australia mengikuti model tiga lapis yang meliputi; pendidikan dasar primary schools, pendidikan menengah secondary school, dan selanjutnya ke jenjang pendidikan tinggi universities dan atau TAFE Colleges. Dari segi manajemen pendidikan di Australia memiliki sistem sebagai berikut 1. Otorita 2. Pendanaan 3. Personalia 4. Kurikulum 5. Ujian dan kenaikan kelas 6. Penelitian. B. Rekomendasi Penulis merekomendasikan kepada pembaca supaya tidak menggunakan makalah ini sebagai acuan yang mutlak, karena makalah ini masih belum sempurna. Oleh karena itu penulis merekomendasikan kepada semua pembaca makalah ini untuk mencari sumber – sumber lain untuk menyempurnakan makalah ini. DAFTAR PUSTAKA Negara Australia online, Di akses pada tanggal 10 Nopember 2014. WIKIPEDIA ENSIKLOPEDIA BEBAS. Australia online, Diakses pada tanggal 11 Nopember 2014. WIKIPEDIA ENSIKLOPEDIA BEBAS. Melbourne online, Diakses pada tanggal 11 Nopember 2014. Google online, Diakses pada tanggal 27 Oktober 2014. Perbandingan Sistem Pendidikan di Beberapa Negara Saudi Arabia, Germany, Finlandia, Amerika Serikat, Australia dan Sudan online, Diakses pada tanggal 28 Oktober 2014.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Australia adalah satu-satunya benua di dunia yang hanya terdiri dari satu buah negara, yang juga disebut dengan Australia. Meski demikian, Australia memiliki 6 negara bagian serta 2 wilayah daratan territori yang mulai dikonstitusikan pada tanggal 1 Januari 1901. Keenam negara bagian tersebut antara lain adalah New South Wales Ibukota Sydney, Victoria Ibukota Melbourne, Queensland Ibukota Brisbane, Australia Selatan Ibukota Adelaide, Australia Barat Ibukota Perth, dan Tasmania Ibukota Hobart. Sedangkan kedua territornya adalah Northern Territory dan Australian Capital Territory. Ibukota negara Australia sendiri adalah Canberra. Negara bagian dikepalai oleh seorang gubernur, sedangkan teritori dikepalai oleh seorang administrator. Pemerintah pusat memiliki wewenang yang lebih banyak pada sebuah teritori bila dibandingkan dengan pada negara bagian. Australia dikenal oleh dunia sebagai tempat yang nyaman dan sehat untuk ditinggali. Penduduk di Australia ramah, udaranya bersih, lingkungan aman, fasilitas transportasi yang bagus, serta tunjangan pendidikan dan kesehatan berkleas internasional membuat Australia menjadi tempat yang bagus untuk ditinggali. Beberapa kota seperti Sydney, Melborune, Perth, dan Adelaide merupakan kota-kota yang bagus dan nyaman. Pendidikan di Australia juga sangat bagus. Di tempat ini, Australia konon memiliki kualitas pendidikan yang tinggi, dan bahkan gelar atau ijasahnya pun diakui secara internasional. Selain itu, biaya pendidikan di Australia tergolong murah dan terjangkau bila dibandingkan dengan Inggris atau Amerika, bahkan pemerintah memberikan ijin bagi mahasiswa yang berasal dari luar Australia untuk bekerja baik fulltime maupun partime untuk memenuhi biaya pendidikan mereka. Australia juga menawarkan program studi yang sangat bervariasi, baik jurusan maupun jenjangnya. Hal ini mempermudah siswa dalam mencari sekolah yang sesuai dengan keinginannya. Dengan begitu banyaknya kelebihan Australia di bidang pendidikan, maka ada baiknya Indonesia sedikit berkaca dari sistem pendidikan di Australia itu sendiri. Maka dari itulah, penyusun ingin membandingkan sistem pendidikan di Australia dan Indonesia, agar dapat diambil manfaat yang baik untuk kemajuan bangsa Indonesia. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah Sejarah Negara Australia? 2. Bagaimanakah Sistem Pendidikan Negara Australia? 3. Bagaimanakah Perbandingan Pendidikan Australia dan Indonesia? BAB II PEMBAHASAN A. Sejarah Negara Australia Australia Sebelum Abad ke 20, memulai peradapannya sejak zaman es terakhir,berpenduduk asli Aborigin, sejak bangsa Eropa mulai menjelajahi Australia sejak abad 16, kemudian para navigator Portugis, diikuti penjelajah Belanda dan pengusaha dan bajak lautWilliam Dampier, James Cook di tahun 1770, lalu mereka mengklaim benua ini untuk Inggris dan dinamai New South Wales. Di tahun 1779, Inggris memindahkan para nara pidana keNew South Wales, sejak itulah banyak penduduk Aborigin tersinggir dari tanah airnya ketika penemuan tambang emas di tahun 1850, yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengubah struktur sosial di koloni, lebih dari orang Aborigin tersingkir jauh kepedalaman, yang sering disebut“the bush” Australia Abad ke Dua Puluh Setelah Perang Dunia II, datanglah arus imigrasi dari eropa, yang memberikan sumbangsih menhidupkan budaya dan memperluas wawasan pandangan Australia, banyaknya permintaan yang tinggi terhadap bahan baku mentah, dan wajib militer terhadap para pemuda Australia di perang Korea dan Vietnam, oleh kerusuhan akibat wajib militer inilah pemerintahan Gough Whitlammenarik pasukan dari Vietnam dan menghapuskan biaya pendidikan dan kesehatan serta membebaskan biaya tanah bagi masyarakat Aborigin. Australia masa kini , Saat ini Australia makin maju dan menjadi sebuah negara industri yang demokratis, Australia adalah negara persemakmur Commonwealth dengan luas wilayah dan ibu kota negara Canberra jauh lebih luas dibanding daratan Indonesia yang hanya Australia senantiasa mendapatkan manfaat dari dimensi multibudaya sebagai salah satu negara yang paling beragam di dunia dengan memiliki kekayaan, gagasan, pikiran, citrarasa serta gaya hidup, banyak orang Australia yang lahir di negara asing seperti Italia, Yunani, Selandia Baru, Inggris, Cina, Vietnam, Afrika, dan Indonesia. Kebudayaan Australia, Australia adalah masyarakat multikultural yang sukses, modern dan sejahtera. Australia merupakan salah satu bangsa dengan kebudayaan paling beragam di dunia. Kesetaraan, toleransi, kehormatan, kebebasan berbicara dan beragama dijunjung tinggi. Orang-orang Australia ramah dan terbuka, serta menikmati gaya hidup informal di alam terbuka.[1] Bahasa, Bahasa Inggris adalah bahasa nasional Australia. Aksen Australia mudah dimengerti. Beberapa orang mempersingkat kata dan menggunakan ungkapan informal. Anda akan mendengarkan bahasa-bahasa lain yang diucapkan di komunitas khususnya Melbourne, termasuk bahasa Kanton, Vietnam, Arab, Mandarin, Italia, dan Yunani. Bergaya santai, Di Australia, orang-orang umumnya memanggil dengan nama pertama di antara teman dan di tempat kerja. Akan tetapi jarak pribadi dihargai, jadi bila Anda menabrak seseorang, katakan sorry’ maaf; bila Anda ingin mendapatkan perhatian seseorang, katakan excuse me’permisi. Orang-orang akan senang membantu Anda bila Anda menambahkan kata please’ tolong ketika meminta informasi, petunjuk atau pelayanan, kemudian thank you’ terima kasih ketika Anda mendapatkan bantuan. Orang Australia mungkin menjawab ucapan terima kasih Anda dengan no worries’ tidak apa-apa, dibandingkan ucapan yang lebih formal seperti it’s a pleasure’ senang membantu Anda atau 'you are welcome’ sama-sama. Outback, biasanya mengacu pada daerah padang pasir yang luas dan terpencil di Australia. Outback tidak hanya penting karena pertaniannya, tapi juga memberikan pengaruh kuat pada seni dan identitas kebanyakan warga Australia. Hari libur dan perayaan Negara Australia Sebagai Berikut 1. Hari Natal jatuh pada tanggal 25 Desember sewaktu musim panas. Banyak kantor tutup sampai Tahun Baru. Umat Kristiani merayakan kelahiran Yesus Kristus pada hari ini. Natal adalah saat untuk merayakan, berpesta dan memberikan hadiah kepada keluarga dan teman-teman. Anda tidak harus menjadi seorang Kristiani untuk mengikuti tradisi ini. 2. Australia Day jatuh pada tanggal 26 Januari dan memperingati tanggal ketika orang Eropa pertama kali menetap di Australia. Upacara kewarganegaraan diadakan dan penghargaan serta penghormatan diberikan. Banyak acara komunitas yang merayakan keragaman budaya dan ada pesta kembang api pada malam hari. Anda mungkin melihat warga lokal dengan bendera Australia. 3. Paskah jatuh pada bulan Maret atau April. Umat Kristiani memperingati wafat dan kebangkitan Yesus Kristus pada hari Paskah. Roti hangat berbentuk salib biasanya dikonsumsi pada hari Jumat Agung. Pada hari Minggu Paskah, orang-orang berbagi telur Paskah. 4. Anzac Day, 25 April, memperingati hari ketika Korps Angkatan Darat Australia dan Selandia Baru mendarat di Gallipoli, Turki pada tahun 1915. Warga Australia mengenang mereka yang bertempur untuk Australia dan gugur di medan perang. Para veteran perang dan keluarga mereka menghadiri upacara peringatan pada dini hari kemudian bergabung dalam parade damai. 5. Pekan Rekonsiliasi Nasional dimulai pada tanggal 27 Mei. Pekan tersebut merayakan budaya, sejarah dan kontribusi kaum Aborijin dan Penduduk Kepulauan Selat Torres. 27 Mei menandakan perayaan Referendum 1967 ketika warga Australia memilih untuk mengikutsertakan orang Pribumi Australia dalam sensus nasional. 6. Australian Football League AFL Grand Final diselenggarakan pada hari Sabtu terakhir di bulan Septemberdi Melbourne Cricket Ground. Sepak bola dengan peraturan Australia atau footy’ adalah olahraga yang paling digemari di Melbourne. AFL Grand Final adalah acara olahraga tahunan yang paling disambut dan dinantikan. Lebih dari fans yang antusias mengenakan baju dengan warna tim mereka ke pertandingan ini. Jutaan pemirsa menyaksikan dari pesawat televisi mereka. 7. Melbourne Cup Day adalah hari libur di Victoria. Melbourne Cup adalah pacuan kuda yang diselenggarakan di Flemington Racecourse. Ini adalah sebuah acara glamor. Para wanita mengenakan busana dan topi yang modis. Para pria mengenakan jas dan dasi yang bergaya. Anda dapat berpakaian menarik dan bergabung dalam kegembiraannya atau menyaksikannya di televisi. Warga lokal mungkin mengundang Anda ke pesta atau barbeque. Ideologi Negara Australia, Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara memandang segala sesuatu, secara umum dan beberapa arah filosofis, atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan pada seluruh anggota masyarakat. Australia sendiri memiliki ideologi politik liberalisme yang merupakan warisan dari para pembawanya yang berasal dari Eropa. Hal itu bisa terlihat dari pola kehidupan sehari-hari penduduknya serta dalam kehidupan pemerintahannya yang menjadikan Australia sebagai sebuah keunikan tersendiri di tengah-tengah budaya dan ideologi yang beranekaragam yang berada di Asia Tenggara khususnya. Liberalisme adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai politik yang utama. Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama. Liberalisme menghendaki adanya, pertukaran gagasan yang bebas, ekonomi pasar yang mendukung usaha pribadi private enterprise yang relatif bebas, dan suatu sistem pemerintahan yang transparan, dan menolak adanya pembatasan terhadap pemilikan individu. Oleh karena itu paham liberalisme lebih lanjut menjadi dasar bagi tumbuhnya kapitalisme.[2] B. Sistem Pendidikan di Australia Pendidikan di Australia tidak dipegang oleh pemerintah pusat, namun diserahkan pada setiap negara bagian atau teritorinya. Jadi, setiap negara bagian memiliki hak untuk menyelenggarakan pendidikan yang berbeda-beda. Hal ini berdasarkan pada konstitusi Australia, dimana pendidikan merupakan tanggungjawab negara bagian. Pada setiap negara bagian, seorang Menteri Pendidikan dengan sebuah departemen pendidikan melaksanakan pendidikan dasar dan menengah, dan adakalanya juga pendidikan prasekolah. Sehingga, masing-masing negara bagian dan wilayah daratan mempunyai otoritas sendiri dalam pelaksanaan pendidikannya. Menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas disebutkan dalam Pasal 1 Ayat 8 bahwa jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Dilihat dari jenjang pendidikan formal, Australia terdiri dari 3 tahapan pendidikan, yaitu pendidikan dasar primary schools, pendidikan menengah secondary education, meliputi secondary school/high schools, dan pendidikan tinggi tertiary education in universties or TAFE [techical and further education] college. Ada kalanya, sebelum memasuki primary school, peserta didik memasuki kindergarten atau taman kanak-kanak. Di Australia, pendidikan dasar menjadi dasar untuk memasuki jenjang selanjutnya, yaitu pendidikan menengah. Pendidikan menengah merupakan lanjutan dari pendidikan dasar. Tahapan terakhir adalah pendidikan tinggi, yang mencakup beberapa program, yaitu diploma, sarjana, magister, spesialis, dan doktor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Lama pendidikan untuk masing-masing jenjang tersebut berbeda antarnegara bagian. Perbedaanya dapat dilihat dalam tabel berikut ini Wilayah New South Wales, Victoria, Tasmania, dan Australian Capital Territory Jenjang Pendidikan Lama Pendidikan Pendidikan Dasar Primary School 6 tahun Pendidikan Menengah Junior Secondary School 4 tahun Senior High School 2 tahun Wilayah Queensland, Australia Selatan, Australia Barat, Northern Territory Jenjang Pendidikan Lama Pendidikan Pendidikan Dasar Primary Schoo 7 tahun Pendidikan Menengah Junior Secondary School 3 tahun Senior High School 2 tahun Pendidikan di Australia, mewajibkan peserta didik untuk menempuh wajib belajar, yaitu pada jenjang primary school SD dan junior secondary school SMP. Sehingga, wajib belajar di Australia yakni 10 tahun. Selanjutnya, peserta didik dapat masuk ke senior high school. Istilah yang dilakukan untuk jenjang pendidikan di Australia adalah year 1 – 12 dari jenjang primary school hingga high school. Pada jenjang senior high school, setiap peserta didik memiliki kewajiban untuk memilih program pendidikan kejuruan atau pendidikan umum. Pendidikan kejuruan diarahkan untuk pasar kerja, artinya lulusan pendidikan kejuruan tersebut akan siap untuk bekerja setelah lulus. Setiap negara bagian memiliki Pendidikan dan Pelatihan Kejuruan Vocational Education and Training atau VET. VET mempersiapkan peserta didik untuk bekerja tanpa perlu mendapatkan gelar sarjana. Untuk peserta didik yang mengambil pendidikan umum, dapat meneruskan pendidikan ke jenjang diploma, bachelor degree, dst. Berikut adalah kualifikasi kerangka kualifikasi Australia AQF atau Australian Qualification Framework menurut sector pendidikan. Australian Qualification Framework Sektor Sekolah Sektor Vocational Education And Training VET Sektor Perguruan Tinggi Senior Secondary Certificate of Education Ijazah Sekolah Menengah Atas 2–3 tahun Vocational graduate diploma Diploma Kejuruan 1 tahun Gelar doktor 3+ tahun VET di Sekolah Vocational graduate certificate Sertifikat Kejuruan 6 bulan Gelar Masters / Magister 1–3 tahun Advanced diploma Diploma Lanjutan 6–12 bulan Graduate diploma 1 tahun Diploma 1 tahun Graduate certificate 6 bulan Sertifikat IV 1 tahun Bachelor degree Gelar Sarjana Muda 3 tahun Sertifikat III 6 bulan Associate degree, advanced diploma 1,5 tahun Sertifikat II 6 bulan Diploma 1 tahun Sertifikat I 6 bulan Untuk gelar yang didapatkan setelah menempuh perguruan tinggi adalah 1. Bachelors degree setingkat sarjana S1 2. Masters degree setingkat magister S2 3. PhD setingkat doktor S3 Untuk tes bagi siswa yang berlaku secara nasional, Australia menyelenggarakan NAPLAN National Assessment Program-Literacy and Numeracy. Setiap tahunnya, semua siswa yang berada pada tahun 3, 5, 7, dan 9 melakukan tes pada hari yang sama. Materi tes tersebut meliputi membaca, menulis, bahasa mengeja, tata bahasa, dan pemberian tanda baca, dan perhitungan.[3] Kurikulum dan metodologi pengajaran Suatu kecenderungan pada semua sistem sekolah negeri semenjak awal 1970-an adalah pendelegasian tanggung jawab kurikulum kepada sekolah-sekolah. Tetapi kecepatannya sangat bervariasi. Pada beberapa negara bagian,pedoman kurikulum dibuat terpusat tetapi sekolah-sekolah dapat mengadaptasikannya untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal. Pada negara bagian yang lain, pejabat-pejabat yang relevan di pusat menyusun tujuan umum dan sekolah menjabarkannya ke dalam bentuk kurikulum yang rinci tetapi tetap berada dalam kerangka tujuan umum yang telah ditetapkan. Pengecualian yang agak besar terjadi pada kurikulum sekolah menengah untuk kelas-kelas terakhir; detail kurikulum disusun secara terpusat untuk kepentingan ujian eksternal. Pada kedua territories, the Australian Capital Territory ACT dan the Northern Territor, sekolah relatif memiliki otonomi yang lebih luas dan dapat mengembangkan kurikulumnya atas dasar tujuan umum yang di tentukan di tingkat sekolah. Di pusat, penyusunan pedoman kurikulum serta objektif kurikulum secara umum biasa menjadi tanggung jawab seksi kurikulum dalam departemen pendidikan. Pedoman kurikulum pada dasarnya disusun oleh komisi-komisi kurikulum yang sudah ada untuk setiap bidang studi. Walaupun sekolah-sekolah swasta memiliki otonomi yang cukup luas dalam hal kurikulum, dalam banyak hal mereka mengikuti kurikulum yang sama yang dipakai disekolah-sekolah negeri dalam negara bagian atau teritorinya. Pusat Pengembangan Kurikulum Curikulum Development Centre, DCD dibentuk oleh pemerintah Commonwealth dalam tahun 1975 untuk membantu mengkoordinasi dan mendiseminasikannya,serta menyiapkan materi kurikulum. tetapi anggaran belanja untuk Pusat Pengembangan Kurikulum ini dikurangi besar sekali jumlahnya pada tahun 1981,sehingga berbagai kegiatannya dihentikan, dan operasinya digabungkan ke dalam kementrian Pendidikan dan urusan pemuda Commonwealth. Buku-buku pelajaran dan ujian disiapkan oleh berbagai badan termasuk seksi kurikulum departemen pendidikan,Dewan Penelitian Pendidikan Australia the Australian Council for Educational Research, ACER, pusat pengembangan kurikulum Curikulum Development Centre, CDC, penerbit buku-buku akademik yang komersial, dan asosiasi guru-guru bidang studi. Pada umumnya, sekolah dan gutu-guru secara individu punya kebebasan memilih bahan atau materi pelajaran. Otonomi ini di dukung dengan pengalokasian dana ke sekolah sehingga dengan itu bahan dan buku-buku pelajaran dapat dibeli secara langsung. Oleh karena terdapat variasi dalam hal tangung jawab pengembangan kurikulum, maka terdapat pula perbedaan dalam pengimplementasiannya. Dalam hal kurikulum disusun berdsarkan pedoman dan materi pelajaran dari pusat,pejabat-pejabat senior dari pusat secara teratur mengunjungi sekolah-sekolah antara lain untuk memonitor pelaksanaa kurikulum. Pada negara-negara bagian yang kurikulumnya disusun berdasarkan tujuan umum yang ditetapkan oleh pusat, tugas pejabat yang berkunjung lebih bersifat memberi nasehat atau saran, sementara tugas utama memonitor implementasi kurikulum diserahkan kepada kepala sekolah. Dalam sistem dimana kurikulum sekolah disusun sendiri oleh sekolah, seperti pada ACT, mekanisme yang dikembangkan adalah sekolah mengusahakan akuntabilitas dan kompatibilitas antar program-program sekolah. Tanggung jawab tentang metodologi pengajaran pada prinsipnya terletak pada masing-masing guru dan sekolah. Pada ummnya format format pengajaran pada pendidikan dasar ialaha seorang guru memegang satu kelas, tetapi ada kecenderunganm terjadi variasi pengelompokan kelas. Sama halnya di sekolah menengah,hampir semua siswa tetap berada dalam kelompok-kelopok umur yang bersamaan, dan mereke di ajar oleh guru-guru bidang studi, dan ada pula kecenderungan untuk mengelompokkan siswa tidak berdasarkan kesamaan umur horizontal age grouping tetapi beda umur vertical age grouping, diajar oleh tim gutu team teaching, dan siswa dikelompokkan dalam format-format kecil. Masalah kurikulum yang krusial dalam sistem pendidikan Australia terletak terutama pada isi kurikulum kurikulum content,yaitu menentukan isi kurikulum yang cocok untuk masyarakat. Hal ini timbul disebabkan oleh perubahan yang terjadi dalam masyaraka Australia dan komposisi penduduk. Lebih sulit memperoleh kesepkatan tentang isi kurikulum saat ini di bandingkan dengan masa sebelumnya karena masyarakat australia yang semakin pluralistik dan sekaligus multikultural. Tidak diketahui dengan pasti bagaimana bentuk masyarakat Australia di masa ini makin lebih terasa pada tingkat pendidikan menengah karenakurikulum akademik yang harus dipersiapkan bagi siswa yang akan terus ke pendidikan tinggi; ini dipandang oleh sebagian ahli sebagai yang tidak tepat untuk banyak siswa. Ujian kenaikan kelas dan Sertifikasi , Selama bertahun-tahun sistem pendidikan Australia menggunakan sistem penilaian eksternal yang ekstensif untuk menentukan kualifikasi siswa dan pemberian sertifikat atau diploma. Sesudah Perang Dunia II hsmpir semua ujian eksternal ini dihapuskan, dan pada pendidikan dasar dan menengah, yang paling banyak dilakukan ialah kenaikan kelas siswa atas dasar usia. Hampir pada semua sistem, sekolah punya tanggung jawab melakukan untuk setiap level setiap tahun kecuali pada tingkat akhir pendidikan menengah disaat ujian eksternal di laksanakan. Pada hampir seluruh sistem sekolah, sertifikat pertama yang diterima siswa adalah pada akhir tahun pendidikan ke-10 berdasarkan penilaian internal sekolah. Pemberian sertifikat yang lebih tinggi diberikan pada tahun pendidikan ke-12, pada umumnya berdasarkan ujian eksternal. Pada ACT dan negara bagian Queensland, ujian internal sekolah yang sudah terakreditasi adalah sebagai pengganti ujian eksternal pada tahun pendidikan ke-12.[4] Untuk masuk ke universitas dan CAE pada umumnya diperlukan kwalitas performansi tertentu pada tahun pendidikan ke-12,walaupun kebanyakan institusi memberikan kriteria tersendiri bagi orang-orang dewasa yang kebetulan tidak memenuhi persyaratan formal. Masuk ke TAFE dimungkinkan setelah menamatkan pendidikan 10 tahun dengan hasil yang memuaskan. Masalah yang terdapat dalam sistem ujian dan kenaikan kelas antara lain adalah mendapatkan keseimbangan antara ujian internal sekolah dan kesulitan belajar-mengajar yang mungkin muncul dalam kenaikan kelas otomatis berdasarkan usia. Penelitian Pendidikan berkembang cukup pesat antara tahun 1960 dan 1980 karena berbagai faktor. Pertama, jumlah lembaga pendidikan tinggi dan staf akademiknya meningkat cukup besar, terutama pada bidang pendidikan guru. Sebagai contoh, pada tahun 1960,jumlah staf alademik purna waktu di universitas hanya 70 orang,tetapi pada tahun 1980 jumlah itu meningkat sepuluh kali lipat. Kedua,terbentuknya asosiasi peneliti profesional,dan Asosiasi Penelitian Pendidikan Australia Australian Association for Research in Education,AARE pada tahun 1970 yang memberikan stimulasi atas kegiatan penelitian. Ketiga, terus meningkatnya bantuan dana dari pemerintah untuk penelitian. Oleh karena hampir semua penelitian pendidikan dilakukan oleh staf akademik dan mahasiswa pascasarjana pendidikan tinggi, maka banyak kegiatan penelitian itu mengikuti selera dan interes pribadi peneliti, dan oleh karena itu sulit untuk dikategorisasikan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan Education Research and Development Committee,ERDC mengkordinasikan penelitian dengan pengidentifikasian bidang prioritas yang akan didukung dananya oleh pemerintah. Proyek-proyek penelitian yang mendapat dukungan ERDC adalah induksi bagi guru-guru, multikulturalisme,pendidikan bagi siswa-siswa cacat fisik, penelitian atau ujian berbasis sekolah, kelas dan sekolah di arena terbuka,dan pendidikan transisi. Kebijakan di bidang pendidikan agama, Sekolah Islam bukanlah sesuatu yang baru dalam sejarah Islam Australia. Bersamaan dengan pertumbuhan Islam dan masyarakat muslim di Benua Kanguru, lembaga pendidikan Islam, sejak ninforma seperti Sarturday or Sunday School’ pngajian anak-anak pada Sabtu dan Minggu sampai sekolah Islam terus berkembang. Istilah Madrasah’ tidak populer dan hampir tidak digunakan sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan Islam. Sudah menjadi komitmen universitas di seluruh Australia yang selalu berusaha memastikan bahwa para mahasiswa mereka yang beragama Islam sebagaimana dengan mahasiswa-mahasiswa dengan latar belakan budaya lain, untuk memperoleh kebebasan dalam menjalankan agama mereka masing-masing di dalam area kampus. Umumnya di setiap universitas dibentuk wadah pendukung dan social yang khusus ditujukan untuk membantu mahasiswa muslim di Australia, selain itu juga hadirnya perkumpulan-perkumpulan mahasiswa international yang umum. Orang Australia bangga akan percampuran multi budaya di kota-kota mereka. Menurut Abdullah Saeed guru besar dan Direktur Centre for the Study Contemporary Islam, Universitas Melbourne, dalam bukunya Islam in Australia 2003, di seluruh Australia terdapat 23 sekolah Islam; 16 di antaranya adalah 'Islamic college', yang pada dasarnya merupakan pendidikan prauniversitas. Selanjutnya, Profesor Saeed menjelaskan, semua sekolah Islam ini telah terakreditasi dan diakui Pemerintah Australia. Dan karena itu, dalam satu dan lain hal, sekolah-sekolah ini mendapat subsidi dari Pemerintah Australia. Di antara sekolah-sekolah Islam tersebut, yang paling populer adalah King Khalid Islamic College berdiri 1983 dan Minaret College 1993, keduanya berada di Melbourne. Kedua sekolah Islam ini seperti juga sekolah-sekolah Islam umumnya didirikan dan dikelola para migran Muslim di Australia dengan juga melibatkan tokoh-tokoh Muslim di luar Australia. Semua sekolah Islam tersebut pada dasarnya sudah menerapkan kurikulum negara bagian sesuai dengan standar nasional dalam mata pelajaran-mata pelajaran umum. Dengan demikian, mereka mendapatkan akreditasi dari badan akreditasi, dan selanjutnya berhak menerima subsidi dari pemerintah. Akan tetapi, seperti diungkapkan Professor Saeed, bahwa berbagai mata pelajaran agama Islam tidak memiliki kurikulum dan standar baku. Tidak ada otoritas di kalangan Muslim Australia yang merumuskan kurikulum mata pelajaran agama. Hasilnya, masing-masing merumuskan sendiri kurikulum berbagai mata pelajaran agama. Sistem Pendidikan di Indonesia Dalam undang-undang Sisdiknas tahun 2003 disebutkan bahwa, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Berdasarkan UU Sisdiknas Tahun 2003, jenjang pendidikan di Indonesia ada 3yaitu 1. Pendidikan dasar; 2. Pendidikan menengah; 3. Pendidikan tinggi. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam, yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi. Di Indonesia, jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan. Pendidikan di Indonesia mengenal tiga jenjang pendidikan, yaitu pendidikan dasar SD/MI/Paket A dan SLTP/MTs/Paket B, pendidikan menengah SMU, SMK, dan pendidikan tinggi. Meski tidak termasuk dalam jenjang pendidikan, terdapat pula pendidikan anak usia dini, pendidikan yang diberikan sebelum memasuki pendidikan dasar. a. Pendidikan Dasar Pendidikan ini merupakan pendidikan awal selama 9 tahun pertama masa sekolah anak-anak, yaitu di Sekolah Dasar SD dan Sekolah Menengah Pertama SMP. Pada masa ini para siswa mempelajari bidang-bidang studi antara lain - Ilmu Pengetahuan Alam - Matematika - Ilmu Pengetahuan Sosial - Bahasa Indonesia - Bahasa Inggris - Pendidikan Seni - Pendidikan Olahraga. Di akhir masa pendidikan di SD, para siswa harus mengikuti dan lulus dari Ujian Nasional UN untuk dapat melanjutkan pendidikannya ke SMP dengan lama pendidikan 3 tahun. Pendidikan Dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar SD dan MAdrasah Ibtidayah MI atau bentuk yang sederajatserta Sekolah Menengah Pertama SMP dan Madrasah Tsanawiyah MTs. Akhir kelas enam siswa harus mengikuti Ujian Nasional sebagai syarat untuk mengikuti SMP/MTs. b. Pendidikan Menengah Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikan dasar, terdiri atas pendidikan menengah umum dan pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk Sekolah Menengah Atas SMA, Madrasah Aliyah MA, Sekolah Menengah Kejuruan SMK, dan Madrasah Aliyah Kejuruan MAK, atau bentuk lain yang sederajat. c. Pendidikan Tinggi Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Jenjang pendidikan tinggi di Indonesia terdiri dari beberapa macam dimana, pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, special dan doctor yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi UU, Sisdiknas, pasal 192003 Perguruan tinggi dapat berbentuk 1. Akademi lembaga pendidikan tinggi, kurang lebih 3 tahun lamanya, yg mendidik tenaga profesional; 2. Politeknik pendidikan professional yang diarahkan pada kesiapan penerapan keahlian tertentu; 3. Sekolah tinggi menyelenggarakan pendidikan akademik dalam lingkup satu disiplin ilmu pengetahuan; 4. Institut organisasi, badan, atau perkumpulan yg ber-tujuan melakukan suatu penyelidikan ilmiah; 5. Universitas perguruan tinggi yg terdiri atas sejumlah fakultas yg menyelenggarakan pendidikan ilmiah dan/atau profesional dl sejumlah disiplin ilmu tertentu. Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan program akademik, profesi dan vokasi UU, Sisdiknas, pasal 202003. Kerangka dasar dan kurikulum pendidikan tinggi di Indonesia dikembangkan oleh perguruan tinggi yang bersangkutan dengan mengacu pada standar nasional pendidikan untuk setiap program studi. Dimana kurikulum pendidikan tinggi wajib memuatkan pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan dan bahasa. Berbeda dengan sekolah menengah, perguruan tinggi menerapkan sistem kredit semester SKS. Di perguruan tinggi, seorang mahasiswa jika dapat menghabiskan jumlah kredit mata kuliah yang ditargetkan dan dapat menempuhnya dalam waktu tertentu sesuai dengan rencana yang diprogramkan, mahasiswa tersebut dapat menyelesaikan pendidikan tinggi Strata 1 S1 dalam waktu 4 tahun. Namun bila tidak sanggup karena banyak mengulang mata kuliah yang rendah nilainya atau karena cuti, waktu yang ditempuh untuk diwisuda sebagai seorang sarjana bisa lebih dari 4 tahun. Kalau ia berhasil wisuda dan berniat melanjutkan studi lanjut, masih ada dua tahap dalam pendidikan tinggi yang dapat ditempuhnya, yaitu jenjang S2 atau Magister yang normalnya ditempuh selama 2 tahun, dan jenjang Ssedangkan S3 atau doctor yang efektifnya ditempuh selama 2 tahun, sedangkan sisanya untuk penelitian. Apabila seluruh tahap pendidikan tinggi ini ditempuh, diberi gelar doctor untuk bidang yang dipilih. C. Perbandingkan Pendidikan di Australia dan Indonesia NO AUSTRALIA INDONESIA New South Wales,Victoria, Tasmania, dan Australian Capital Territory Queensland, AustraliaSelatan, Australia Barat, Northern Territory 1 Primary School 6 Tahun Junior Secondary School 4 tahun Primary School 7 Tahun Junior Secondary School3 Tahun Pendidikan dasar 9 tahun SD 6 Tahun dan SMP 3 Tahun 2. Senior High School 2 Tahun Senior High School 2 Tahun Pendidikan Menengah 3 tahun SMA, MA, SMK, dan MAK 3. Diploma 1 tahun Associate degree, advanced diploma 1,5 tahun Bachelor degree Gelar Sarjana Muda 3 tahun Graduate certificate 6 bulan Graduate diploma 1 tahun Gelar Masters / Magister 1–3 tahun Gelar doktor 3+ tahun Ahli Madya, Diploma 3 D3 Sarjana, Diploma 4 D4 Sarjana, Strata 1 S1 Magister, Strata 2 S2 Doktor, Strata 3 S3 Selain dari jenjang pendidikan, beberapa perbandingan dari pendidikan yang ada di Australia dan Indonesia antara lain adalah 1. dilihat dari bobot dan tingkat kesulitan materi pelajaran, standar pendidikan dasar di Indonesia jauh lebih tinggi. Jika di Indonesia, siswa-siswa kelas dua SD sudah mendapatkan banyak pelajaran dan berbagai pekerjaan rumah serta ulangan atau ujian, tetapi siswa-siswa setaraf kelas 1 – 2 SD di Australia belum diwajibkan untuk membaca. Bahkan di Indonesia, siswa TK nol besar diwajibkan lancar membaca dan berhitung, apalagi jika orangtua mereka berniat mendaftarkan mereka ke Sekolah Dasar unggulan yang diwajibkan mereka lolos ujian tulis sebagai syarat pendaftaran masuk. Sungguh berbeda sekali dengan di negeri yang terkenal dengan binatang kangguru ini. Pendidikan di TK seperti istana bermain dimana mereka bebas bermain, mengembangkan kreatifitas dan bersosialisasi. Pendidikan dasar di Australia lebih ditekankan sebagai pondasi untuk belajar mengenal diri sendiri, lingkungan serta pengembangkan sikap character building. Mengajarkan hal-hal sederhana secara praktis lebih ditekankan dibanding teori-teori di kelas. Karena itu, tidak heran jika di Australia, sering terlihat siswa-siswa SD yang sedang belajar mengukur kepadatan mobil di jalan raya atau di lain waktu mereka tengah melakukan kegiatan di luar kelas excursion, seperti ke pasar, perkebunan, peternakan kadang mereka belajar juga mengantri, melakukan transaksi jual beli dan sebagainya. Sebuah pengajaran yang aplikatif serta bisa langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Dalam hal penilaian assessment. Berbeda dengan di Indonesia yang mewajibkan para siswa untuk menempuh ulangan-ulangan sebagai persyaratan untuk naik kelas. Di Australia tidak ada siswa yang tidak naik kelas. Memang ada ujian nasional seperti UAN di Indonesia, yaitu tes standar nasional dikenal dengan istilah NAPLAN National Assessment Program Literacy and Numeracy yaitu tes nasional yang dilakukan serentak di Australia untuk menguji kemampuan membaca, menulis dan berhitung sebagai persiapan memasuki Year 10 setara dengan kelas I SMU. Walaupun standar materi pelajaran untuk pendidikan dasar di Indonesia tampak jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Australia, namun ketika memasuki tingkat perguruan tinggi, tampak negeri kita lebih tertinggal dibandingkan Australia. Selain disebabkan karena peralatan teknologi yang lebih canggih dan lengkap, fasilitas-fasilitas penelitian yang lebih memadai, juga faktor mahasiswa yang telah memiliki pengembangan karakter character building yang kuat, fondasi sikap yag tertanam sejak dini di pendidikan dasar sangat mempengaruhi kesuksesan masa depan mereka, seperti kemandirian, jujur, kreatif, inovatif, serta berpikir kritis critical thinking. 3. Pemberian reward penghargaan terhadap usaha siswa sangat dijunjung tinggi, baik dalam bentuk verbal maupun non-verbal seperti ucapan pujian well done’, excellent’, dsb. Yang lebih menarik lagi di SD, setiap ada siswa yang berbuat baik atau melakukan usaha keras, mempunyai keberanian yang positif, akan memperoleh reward berupa sertifikat-sertifikat kecil school rewards yang nanti jika telah terkumpul sepuluh sertifikat, akan diumumkan di acara assembly, yaitu acara yang diselenggarakan tiap dua minggu sekali untuk pengembangan bakat seni para siswa. Di acara tersebut, masing-masing kelas menampilkan kreatifitas seperti menyanyi, menari, drama, dsb. Hal yang istimewa lagi, pada school awards juga ditulis hal-hal baik yang telah dilakukan anak didik, seperti menolong teman yang jatuh, berani berbicara di depan kelas, jujur, empati, dan perilaku positif lainnya yang dilakukan siswa. Di sinilah terlihat betapa pengembangan karakter character building dan kecerdasan emosi emotional equvalence sangat ditekankan dalam pendidikan dasar. Penghargaan dan feedback yang positif ini juga tertulis di dalam raport siswa. Jadi penilaian pada rapost siswa di Australia adalah berbentuk narasi, bukan dalam bentuk angka-angka seperti pada sekolah di Indonesia. 4. Suasana belajar di sekolah-sekolah dasar di Australia terlihat sangat kondusif. Beberapa hal yang menunjang proses pembelajaran adalah jumlah siswa di dalam kelas yang tak lebih dari 20 siswa, media, kumpulan portofolio, dan alat-alat peraga pembelajaran yang lengkap, dinding kelas yang ramai’ ditempeli dan digantung berbagai macam gambar, tulisan, hasil karya siswa maupun media buatan guru. Kebanyakan dinding kelas sekolah di Australia dilapisi papan lunak softboard, sehingga dapat digunakan untuk menempel hasil karya siswa dan media belajar. Hal ini jarang terlihat di kelas sekolah di Indonesia yang terlihat bersih’ dan tampaknya masih kurang media serta alat peraga yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain itu, jumlah siswa yang sedikit ini memungkinkan bentuk formasi bangku yang diatur melingkar sehingga para siswa dapat belajar, berdiskusi dalam kelompok juga bersosialisasi. Namun bisa kita pahami, hal ini kurang bisa diterapkan di semua sekolah di Indonesia yang lebih banyak memiliki kelas-kelas besar, karena jumlah penduduk yang jauh lebih besar dibandingkan Australia. 5. Dari segi tenaga pendidik, guru-guru di Australia amat disiplin. Para guru diwajibkan datang ke kelas sebelum murid-murid masuk. Hal ini tampaknya tengah digalakkan di Indonesia. Dengan adanya morning briefing bagi para guru sebelum masuk ke kelas tentu sangat baik untuk meningkatka kedisiplinan bagi tenaga pengajar dan juga sebagai sarana mendiskusikan persoalan-persoalan dalam proses belajar mengajar. 6. Tidak adanya Pendidikan Agama di Australia.[5] D. Komentar Penulis Seiring dengan pesatnya peerkembangan pendidikan di Australia hampir seluruh Negara dibagian Eropa dan Asia menuntut ilmu di Negara kanguru ini dan menjadi penduduk mayoritas di Australia. Dalam hal manajement pendidikan Australia cenderung desentralisasi otoriter memberikan wewenang kepada pemerintah Negara bagian dan territory, bahkan tingkat yang lebih rendah para staf. Sehingga dalam hal manajemennya kepala pemerintah pusat Commonwealth tidak begitu turun tangan. Hal lain yakni pembentukan kurikulum tidak jauh beda dengan manajement pendidikannya, sehingga kurikulum yang di berikan harus dapat beradaptasi untuk memenuhi tuntutan dan kebutuhan lokal. Masalah ke depannya dalam menentukan isi kurikulum sulit memperoleh kesepakatan di mana masyarakat yang semakin pluralistik. [2] Makalah Perbandingan Pendidikan Sistem Pendidikan di Australia.html,29sept 2015 [4]D’Cruz J.,and Langford P. Eds., in Australia Education. MelbourneLongmart Cheshire. [5]
Pertama, Dari catatan sejarah dapat disimpulkan bahwa Pendidikan di Australia justru dimulai dengan lembaga pendidikan swasta yang dikelola oleh non-pemerintah. hal ini dipahami karena Sekolah-sekolah yang statusnya bukan negeri merupakan bagian yang sangat penting dalam sistem pendidikan Australia, dan sekolah-sekolah swasta ini menampung 24% dari seluruh siswa dalam tahun 1982, jumlah yang terus meningkat semenjak awal 1970-an. Kedua, secara filosofis, pendidikan di Australia terlihat pada komitmen bersama dengan semboyan "Educating our Children to succeed in the 21th Century". Pendidikan diselenggarakan berbasis kebutuhan masyarakat. Masyarakat berkembang, maka pendidikan harus dipacu untuk menjawab kebutuhan masyarakat. pengembangan pendidikan di Australia diserahkan kepada masing-masing sekolah untuk mengembangkan pendidikannya, disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat local. Ketiga, secara sosiologis dan antropologis, pendidikan di Australia didukung oleh masyarakat yang berkeinginan melestarikan budaya kualitas dan imej positif tentang negaranya di tataran internasional, sehingga dalam pengembangan kurikulum, Australia telah melibatkan semua stakeholder pendidikan. Sekitar guru, orang tua, akademisi, bidang kurikulum, siswa/ mahasiswa, dan banyak lapisan masyarakat lainyya terlibat dalam perumusan kurikulum Australia. Dan Mereka bangga ini bisa dilakukan. Keempat, secara geografis, sosiologis, ekonomi dan statistik pendidikan, Australia dapat menyelenggarakan pendidikan secara baik. dari segi geografis, pada undang-undang pendidikan, Australia berkomitmen menyelenggarakan pendidikan berkualitas dan merata. Masyarakat Negara ini juga bersepakat mengawal dan mendukung pendidikan yang berkualitas. Dari tinjauan ekonomi, Australia telah membuktikan bahwa dengan investasi pendidikan yang berkualitas, angkatan kerja Australia mampu survive dan Negara ini dinyatakan sebagai negara mempuni dalam bidang ekonomi. Kelima, sistem penyelenggaraan pendidikan di Australia dilaksanakan oleh lembaga pendidikan Negeri dan swasta. Negara hanya menyusun tujuan umum pendidikan, sementara pelaksanaan teknis dan tujuan khusus dirumuskan oleh mentri pendidikan bersama jajarannya pada negara bagian yang menyelenggarakan pendidikan. Dengan pendanaan yang cukup baik, Australia mampu memastikan kualitas guru, sarana dan sistem manajemen sekolah yang baik pula. Suasana belajar yang kondusif dengan jumlah siswa perkelas tidak lebih dari 20 siswa. Semetara sistem penilaian diberikan kepada internal lembaga pendidikan. Keenam, posisi sekolah negeri dan swasta di Australia pada dasarnya sama yaitu untuk menyelenggarakan amanat warga negara yaitu melakasanakan pendidikan untuk anak-anak Australia khususnya dan seluruh pelajar yang menempuh pendidikan di Australia, hanya saja porsinya yang terbagi yakni Sekolah Negeri atau sekolah pemerintah menampung dan mendidik masyarakat Australia/ siswa Australia sejumlah 65% dengan 34 % menempuh pendidikan di Sekolah Katolik dan Sekolah Swasta Act, 2013. Ketujuh, kebijakan internasional pendidikan negara Australia berbentuk komitmen menggelontorkan dana untuk beasiswa bagi mahasiswa dari luar negeri dan penerapan sistem perlindungan yang sangat baik terhadap para pelajar luar negeri yang sedang menempuh pendidikan di Australia melalui Education Services for Overseas Students ESOS Act Undang-Undang Layanan Pendidikan untuk mahasiswa Luar Negeri. Kedelapan, sistem evaluasi Australia yaitu ujian nasionalnya dikenal dengan NAPLAN National Assessment Program Literacy and Numeracy yaitu tes nasional yang dilakukan serentak di Australia namun tes itu untuk menguji kemampuan membaca, menulis dan berhitung sebagai persiapan memasuki Year 10.
makalah sistem pendidikan di australia